Pembelajaran ICT dalam pembelajaran bahasa

TUGAS MATA KULIAH ITC

Nama : Yanuar Imas Kasmaya
Nim : 1108056035

Pemanfaatan ICT dalam Pembelajaran Bahasa

Permasalahan-permasalahan mengenai pendidikan selama ini masih menjadi tantangan besar bagi bangsa indonesia. Mulai dari kurikulum pendidikan yang diajarkan selama ini,menjadikan peserta didik sebagai obyek pasif yang senantiasa siap menerima segala yang diberikan oleh pihak pengajar. Metode pembelajaran semacam itu cenderung memposisikan peserta didik sebagai manusia yang hanya dapat diam tanpa memiliki kreativitas apapun.TIK (Teknologi Informasi dan Komunikasi) sangat berperan dalam teknologi pendidikan, bagi dunia pendidikan berarti, tersedianya saluran atau sarana yang dapat dipakai untuk menyiarkan program pendidikan. karena TIK itu dikembangkan untuk mengolah, membagi, mengembangkan, mendiskusikan dan melahirkan komunikasi.
Pemanfaatan TIK di Indonesia baru memasuki tahap mempelajari untuk berbagai kemungkinan pengembangan dan penerapan TIK dalam pendidikan sekarang ini masih belum begitu dikuasai oleh sebagian orang.

Dalam menelisik masalah pengintegrasian atau penyatuan TIK di sekolah, kita harus melihat beberapa peran yang dijalankan oleh pihak-pihak yang berkompeten di sekolah. Pertama peran sekolah sebagai institusi yang melahirkan kebijakan, kedua guru kelas sebagai aktor utama di lapangan dan yang terakhir guru komputer sebagai orang yang mengajar mata pelajaran TI.Kebutuhan akan kemampuan para guru dalam peranan TIK dalam proses pembelajaran telah di respon sangat positif oleh beberapa sekolah. Kenyataan di lapangan ditemukan bahwa beberapa sekolah telah memberikan pelatihan dan mengirimkan para guru mengikuti pelatihan komputer dan internet. Ini dilakukan oleh pimpinan sekolah dengan maksud agar para guru tidak gagap terhadap pemakaian komputer dalam pemanfaatan TIK.Dalam pembelajaran TIK masih perlu diperkenalkan kepada siswa agar mampu memiliki bekal untuk menyesuaikan diri dalam kehidupan global yang ditandai dengan perubahan yang sangat cepat. Untuk menghadapi perubahan tersebut diperlukan kemampuan dan kemauan belajar sepanjang hayat dengan cepat dan cerdas.

Dalam dunia pendidikan, khususnya pendidikan bahasa, penggunaan bahasa dikemas dalam empat aspek keterampilan berbahasa (menyimak, membaca, berbicara, dan menulis). Keempat aspek keterampilan berbahasa tersebut menjadi landasan pembelajaran sejak SD hingga perguruan tinggi. Setiap pebelajar diberdayakan kompetensinya untuk menguasai keempat aspek tersebut (meskipun sulit mencari orang yang menguasai keempatnya). Dalam konteks pembelajaran bahasa, pemanfaatan bahasa dan pemberdayaan media TIK, termasuk teknologi multimedia, dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran, yang diharapkan dapat memberikan kepuasan public dengan memberikan layanan yang prima dengan hasil sesuai dengan standard dan tujuan yang diharapkan.

Problematika yang dihadapi oleh guru bahasa Indonesia dalam era globalisasi  terkait dengan perkembangan TIK sangat krusial. Perkembangan Teknologi informasi dan komunikasi di era globlaisasi saat ini berimplikasi pada pergeseran paradigma dalam sistem pendidikan. Paradigma baru pembelajaran pada era globalisasi memberikan tantangan yang besar bagi guru. Pada era ini dalam melaksanakan profesinya, guru dituntut lebih meningkatkan profesionalitasnya. Menurut para ahli, profesionalisme menekankan kepada penguasaan ilmu pengetahuan atau kemampuan manajemen beserta strategi penerapannya. Guru yang profesional pada dasarnya ditentukan oleh attitudenya yang berarti pada tataran kematangan yang mempersyaratkan keinginan dan kemampuan, baik secara intelektual maupun kondisi fisik yang prima.

Seperti yang dikemukakan Hartoyo  dalam makalah (Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia);(2009), bahwa teknologi dan informasi (TIK) secara umum diartikan sebagai teknologi yang memiliki fungsi penunjang proses penyampaian informasi dan komunikasi.
Selanjutnya Hartoyo mengemukakan: jika dicermati dengan seksama, salah satu permasalahan utama pembelajaran bahasa adalah isu-isu terkait dengan metode pembelajaran bahasa.

Levis ( 1996 : 6 ) memberikan pengertian komunikasi sebagai “proses” interaksi antara komunikator dan komunikan. Sedangkan Hubley (1993: 45 ) menyatakan bahwa “communication involves the transfer between people of information including ideas, emotions, knowledge and skills”.
Terkait dengan pengertian komunikasi, Effendi ( 1986 : 3 ) memberikan pengertian komunikasi dari dua segi, yaitu dari segi etimologis, dan terminologis. Secara etimologis, istilah komunikasi berasal dari bahasa Latin communication, dan istilah ini juga bersumber dari kata communis yang artinya sama, dalam arti kata sama makna mengenai suatu hal. Dengan demikian, apabila komunikan mengerti apa yang dikomunikasikan oleh komunikator, berarti komunikasi telah berlangsung dengan efektif.

Secara terminologis, “komunikasi” berarti proses penyampaian suatu pesan atau pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Teknologi komunikasi mempunyai pengertian bahwa semua perangkat keras/fisik ( hardware ) dn perangkat lunak (software) yang menghubungkan berbagai bagian dari perangkat keras yang mentransfer data dari lokasi fisik yang satu (komuniator) ke lokasi fisik lain (komunikan) (Loudon 1995 : 12 ).
Secara etimologis “Teknologi” berakar dari istilah “techno” yang berarti tehnik, seni atau ketrampilan, dan “logos” berarti ilmu. Jadi makna teknologi adalah ilmu tentang seni atau ketrampilan. Zen (dalam Effendy 2003 : 399 ) menjelaskan bahwa teknologi mencakup sains atau ilmu pengetahuan serta engineering  atau teknik.

Faktor-faktor penunjang pemanfaatan media TIK dalam pembelajaran seperti:
1.    Tingginya motivasi warga sekolah yang ingin maju dan ingin selalu mengikuti perkembangan IPTEK terutama TIK,
2.    Dukungan yang tinggi dari seluruh warga sekolah, termasuk komite sekolah, serta pemerintah daerah untuk mewujudkan ketersediaan media TIK yang memadai di sekolah.
3.    Tersedianya aliran arus listrik yang memadai hampir di seluruh sekolah, meskipun ada beberapa daerah yang belum mendapat aliran listrik dan masih menggunakan generator sebagai pembangkit listrik,
4.    Tersedianya buku penunjang penggunaan media TIK dalam pembelajaran, walaupun masih terbatas jumlahnya,
5.    Tersedianya jaringan internet, terutama di sekolah-sekolah yang sudah mandiri di perkotaan.
Faktor-faktor penghambat (kendala) yang mempengaruhi pemanfaatan media TIK dalam menunjang pembelajaran antara lain sebagai berikut:
1.    Secara keseluruhan, jumlah media TIK yang tersedia di sekolah masih terbatas;
2.    Masih banyak guru yang gagap teknologi dan belum mampu betul mengoprasikan media TIK yang tersedia di sekolah;
3.    Masih kurangnya pelatihan-pelatihan pembelajaran dengan menggunakan TIK
4.    Di beberapa daerah tertentu arus listrik padam atau berubah-ubah (naik turun voltasenya)
(Hartoyo dalam makalah Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi dalam Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia; 2009)

Aspek Keterampilan Berbahasa dalam  Pembelajaran
Keterampilan berbahasa merupakan aspek kemampuan berbahasa yang menjadi sasaran tumpu para pebelajar bahasa. Oleh sebab itu, dalam dunia pendidikan para pengajar terus berupaya meningkatkan keberhasilan dalam pembelajaran bahasa melalui pencapaian kompetensi berbahasa, yakni menyimak, membaca, berbicara, dan menulis. Bahkan, dalam KTSP untuk SMP dan SMA (MA) dinyatakan bahwa standar kompetensi lulusan adalah sebagai berikut:
1.    Mendengarkan
Memahami wacana lisan dalam kegiatan penyampaian berita, laporan, saran, berberita, pidato, wawancara, diskusi, seminar, dan pembacaan karya sastra berbentuk puisi, cerita rakyat, drama, cerpen, dan novel
2.    Menulis
Menggunakan berbagai jenis wacana tulis untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam bentuk teks narasi, deskripsi, eksposisi, argumentasi, teks pidato, proposal, surat dinas, surat dagang, rangkuman, ringkasan, notulen, laporan, resensi, karya ilmiah, dan berbagai karya sastra berbentuk puisi, cerpen, drama, kritik, dan esei.
Untuk dapat menulis dengan baik, siswa terlebih dahulu dilatih untuk memiliki kreativitas dalam menulis. Dengan memiliki kemampuan menulis, siswa diharapkan dapat mengekspresikan diri, melakukan sosialisasi, promosi dan berbagi kepada sesama. Salah satu media yang dapat digunakan untuk menumbuhkan minat siswa dalam menulis adalah dengan cara mengelola blog yang ter up-date dengan baik.
Untuk mewujudkan hal di atas diperlukan minat dan krativitas, karena minat dan kreativitas begitu penting dalam hidup manusia. Tanpa minat dan kreativitas manusia tidak akan mampu bertahan menghadapi perubahan yang semakin cepat. Salah satu bentuk minat dan krativitas itu dapat dituangkan dalam bentuk menulis.
Blog diinternet baik sekali manfaatnya, yakni menumbuhkan kreativitas dalam keterampilan menulis. Blog ibarat buku tulis atau buku agenda kosong yang siap untuk diisi dengan tulisan orisinil. Dengan blog seseorang dituntut untuk kreatif membuat tulisan-tulisan sendiri yang enak dibaca, bermanfaat untuk orang lain, dan mengundang orang lain untuk beramai-ramai dating ke blognya untuk saling berinteraksi dan memberikan komentar. Kegiatan ngeblog bukan sekadar mnjadi kegiatan menghabiskan waktu luang yang sia-sia apabila dilakukan secara optimal. Menulis dan menerbitkan naskah di blog akan sangat bermanfaat bagi si penulisnya maupun si pembacanya.
Masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita saat ini adalah masalah lemahnya prosesnya pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, peserta didik kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di kelas hanya diarahkan kepada proses kemampuan anakl menghafal informasi; otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkannya dengan kehidupannya sehari-hari. Akibatnya ketika mereka lulus, mereka pintar secara teoritis, akan tetapi miskin aplikasi.
Saat ini belum banyak sekolah yang memanfaatkan jaringan internet dan intranet sebagai sarana pemanfaatan TIK dalam proses pembelajarannya. Bahkan untuk mendownload materi pembelajaran dari buku elektronik pun sekolah masih mengalami kendala. Apalagi mengapload materi ke internet. Biaya akses internet masih terasa mahal, dan jaringan intranet (LAN) di sekolah pun kurang berjalan dengan baik. Padahal guru dituntut untuk pandai menggunakan metode pembelajaran yang dapat membuat siswa belajar sampai ke otak.

3.    Berbicara
Menggunakan wacana lisan untuk mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi dalam kegiatan berkenalan, diskusi, bercerita, presentasi hasil penelitian, serta mengomentari pembacaan puisi dan pementasan drama
Dalam konteks tertentu TIK dapat juga berperan sebagai “guru” atau “tutor”. Dalam pembelajaran bahasa, berbagai pihak seringkali menganggap bahwa mengajarkan tata bahasa (grammar) merupakan pemborosan waktu (waste of time) dan bahkan membosankan (boring). Pemanfaatan TIK-komputer sebagai sarana untuk menunjang pembelajaran tata bahasa, memberikan kenyamanan tersendiri baik bagi guru maupun siswa. Setelah program selesai dirancang, guru tidak perlu setiap kali menjelaskan dan menjawab pertanyaan-pertanyaan siswa terkait dengan tatabahasa tertentu, karena siswa dapat mempelajari  tata bahasa melalui program pembelajaran bahasa menggunakan computer sesuai dengan ketertarikan, kebutuhan, dan waktu yang dimiliki oleh siswa tanpa harus merasa malu saat siswa membuat kesalahan dalam menjawab soal-soal latihan dan mereka dapat mempelajari kembali materi dan latihan yang belum mereka pahami.
Manfaat atau kelebihan TIK-komputer lainnya adalah komputer dapat berperan sebagai “buku referensi” yang sangkil dan mangkus. Disamping itu, computer-based reference book yang terhubung dengan jaringan internet dapat digunakan oleh banyak pengguna pada waktu yang sama, sehingga lebih efisien jika dibandingkan dengan buku pada umumnya.

4.    Membaca
Menggunakan berbagai jenis membaca untuk memahami wacana tulis teks nonsastra berbentuk grafik, tabel, artikel, tajuk rencana, teks pidato, serta teks sastra berbentuk puisi, hikayat, novel, biografi, puisi kontemporer, karya sastra berbagai angkatan dan sastra Melayu klasik
Dengan teknologi internet diharapkan siswa menjadi senang untuk membaca, sehingga pembelajaran membaca khususnya membaca ekstensif tidak lagi membosankan bagi siswa., dan pembelajaran menjadi lebih menarik dan tujuan dari materi pelajaran tercapai dengan baik.
Masih kurangnya kemampuan membaca ekstensif  disebabkan oleh beberapa faktor yaitu media atau buku bacaan yang kurang menarik yang tersedia diperpustakaan, penggunaan model pembelajaran yang kurang inovatif dalam pembelajaran membaca, khususnya pelajaran bahasa Indonesia. Oleh karena itu,  perlu dicarikan solusi yang dapat menyadarkan siswa akan pentingnya membaca tanpa membebani siswa dengan kegiatan rutinitas yang membosankan. Salah satu solusi yang diajukan dalam penelitian ini adalah melalui teknologi internet dalam pelaksanaan model pembelajaran yang inovatif.  Dengan menggunakan teknologi internet yang dewasa ini sangat digemari oleh
siswa, maka diharapkan siswa akan lebih mudah memahami suatu bacaan, dan lebih lanjut lagi diharapkan siswa akan tertarik untuk membaca karena timbulnya kesadaran akan manfaat membaca. Pada akhirnya diharapkan pula prestasi akademik dan nonakademik siswa baik yang terkait dengan mata pelajaran bahasa Indonesia maupun yang lainnya akan meningkat.

PENUTUP
Pendidikan tidak bisa dilepaskan dari perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi. TIK bukan lagi mejadi bahan asing dalam dunia pendidikan tetapi sudah menjadi penting dan sangat mendukung dalam dunia pendidikan. Salah satu bukti pentingnya TIK adalah untuk pemerataan pendidikan dengan kondisi geografis Indonesia yang luas sangat diperlukan TIK. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang semakin pesat telah merambah berbagai aspek kehidupan manusia, termasuk menyentuh dunia pendidikan. Karena itu, sekolah dan guru tidak dapat mengelak dari trend ini hanya karena persoalan anggaran atau pun persoalan keterbatasan akses dan wawasan.
Bahwa terdapat tantangan-tantangan seperti keterbatasan anggaran untuk melengkapi infrastruktur yang mendukung pada penguasaan teknologi informasi dan komunikasi ini adalah fakta, namun satu hal yang perlu dilakukan adalah membuat satu langkah awal yang mengarah pada penguasaan teknologi baik oleh guru maupun oleh siswa. Satu langkah awal selalu diikuti oleh langkah berikutnya dan terkadang oleh suatu lompatan besar. Karena itu, sekolah dan guru harus memprioritaskan penguasaan dan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam program prioritas. Seluruh sumber daya yang ada secara sinergis diarahkan pada pencapaian program ini sehingga diharapkan sebagaimana target pemerintah bahwa tahun 2009, 75% sekolah menengah telah memiliki akses internet dan menerapkan TIK dalam kegiatan pembelajaran di sekolah
Guru sejatinya memberi contoh kepada siswa bahwa teknologi merupakan suatu keniscayaan yang sedang dihadapi, sehingga penguasaan teknologi adalah sesuatu yang harus direbut oleh siswa. Pemanfaatan teknologi infomasi dan komunikasi dalam kegiatan pembelajaran perlu diusahakan oleh guru sesuai dengan kemampuan masing-masing sekolah dan guru bersangkutan. Pelatihan internet dan aplikasi tertentu seperti microsoft Office khususnya powerpoint atau aplikasi membuat animasi penting dilakukan untuk para guru di setiap sekolah agar para guru mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran berbasis TIK. Pelatihan tersebut baiknya diadakan di setiap sekolah dengan melibatkan seluruh guru mata pelajaran sehingga akan ada pemerataan pemahaman tentang materi pelatihan yang diberikan.

Daftar Pustaka
Efendi, Anwar (Ed). 2008. Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: Tiara Wacana

Hartoyo.2011.Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) Dalam Pembelajaran Bahasa. Semarang:Pelita Insani Semarang

Kusumah, Wijaya dan Dedi Dwitagama. 2010. Mengenal Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Indeks.